Loading

Senin, 27 Agustus 2012

LEBARAN KETUPAT (BAKDO KETUPAT)

BAKDO KETUPAT



Tradisi bakdo kupat atau lebaran ketupat diadakan H+7 Idul Fitri sebagai penanda dan wujud syukur berakhirnya Puasa Sunnah 6 hari Syawal.
Tradisi lebaran ketupat mempunyai makna filosofis yang dalam, dimana ketupat merupakan simbol permintaan maaf dan simbol menjalin tali silaturahim.
Kupat diartikan sebagai ngaku lepat atau mengaku salah.
Pembungkus ketupat berupa janur diartikan sebagai nur (cahaya) yang melambangkan kondisi manusia dalam keadaan suci setelah mendapatkan pencerahan (cahaya) selama bulan Ramadhan.

Hari Raya Iedul Fitri atau yang lebih akrab disebut lebaran sangat kental dengan tradisi makan ketupat. Ketupat biasanya dibuat pada hari ke tujuh setelah lebaran atau tanggal 7 Syawal. Ketupat lebaran disajikan dengan beberapa menu pelengkapnya seperti opor ayam, sambal goreng cecek, rendang, dan lain-lain. Ternyata, tradisi ketupat lebaran tak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara seperti Malaysia, Brunei, Singapura, dan Filipina pun membuat ketupat di saat momen lebaran tiba.
Tak ada yang tahu pasti mengenai tradisi ketupat lebaran ini. Diperkirakan tradisi ini sudah ada sejak masuknya Islam di tlatah Jawa, yaitu sekitar tahun 1400-an. Bisa jadi, tradisi ketupat lebaran sudah ada pada zaman pra-Islam Nusantara dan berkembang ketika zaman penyebaran Islam oleh Walisongo. Hingga kini pun tradisi ketupat lebaran terus dilestarikan oleh para umat Islam, khususnya di Indonesia.
Ketupat dalam bahasa Jawa memiliki banyak makna. Ketupat disebutkupat yang berasal dari suku kata ku = ngaku(mengaku) dan pat = lepat (kesalahan), sehingga bisa diartikan sebagai mengaku kesalahannya. Arti lain dari sisi bahasa adalahkupatan (bahasa Jawa) berasal dari kata kaffatan(bahasa Arab) yang mengalami perubahan bunyi menjadi kupatan.Makna secara istilah yaitu merupakan simbolisasi berakhirnya bulan puasa yang berganti lebaran (fitri), hal ini sebagai penanda terhadap ke-Islaman manusia yang sudah sempurna. Ada pula yang mengartikan ketupat ataukupat dengan laku papat, yaitu empat perbuatan. Maksudnya ada empat perbuatan yang dilakukan pada bulan Ramadan sampai Syawal, yaitu puasa, tarawih, zakat, dan salat Ied.
Membuat ketupat sendiri tidaklah sulit. Hanya dibutuhkan daun kelapa yang masih muda atau biasa disebut denganjanur. Kemudian dua helaijanur dianyam menjadi kelontong ketupat yang siap diisi beras. Beras yang akan dijadikan isi dalam kelontong ketupat sebelumnya dicuci bersih terlebih dahulu, setelah itu di masukkan dengan ukuran dua pertiga bagian dari volume kelontong ketupat. Untuk menghasilkan kualitas ketupat yang padat dan kenyal, membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam untuk mengukusnya. Ketupat ini bisa tahan hingga 2 hari, setelah itu bisa dikukus kembali agar tidak basi.
Jangan khawatir jika tidak bisa membuat kelontong ketupat sendiri, karena banyak produsen yang menjualnya di pasar-pasar tradisional. Harganya relatif terjangkau, hanya Rp.4.000-Rp.5.000 per 10 biji. Bentuknya pun bermacam-macam, ada yang berbentuk belah ketupat, ada pula persegi dan persegi panjang, dan juga segitiga. Bagaimanapun, tradisi ketupat lebaran telah menjadi bagian dari budaya Nusantara, maka kita wajib untuk melestarikannya. Lebaran pun serasa tak lengkap jika tak ada menu ketupat untuk di hidangkan.

sumber : http://www.hellosolo.com/ketupat-lebaran

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More